Jumat, 16 Maret 2012

15 Rumah di Flotim Terendam Banjir

Jumat, 16 Maret 2012 09:45 WITA
 

POS-KUPANG.COM, LARANTUKA --- Hujan disertai angin kencang selama dua hari di Flores Timur (Flotim), Selasa-Rabu (13-14/3/2012), membawa musibah bagi warga setempat.

Sebanyak 15 unit rumah milik warga Dusun Wolo, Desa Wainapang, Kecamatan Ile Bura, terendam banjir, satu di antaranya hanyut disapu banjir dan satunya rusak berat. Sementara kubah Mesjid Asshomad Postoh dibawa banjir  sekitar 10 meter dari atap mesjid.

Rumah yang hanyut disapu banjir tersebut milik Anton Ama Ruron dan rumah rusak berat milik Don Tula Ruron. Rumah milik Anton tersapu banjir dan yang bisa diselamatkan hanya beberapa barang yang tahan banting.

Sedangkan rumah milik Don rusak berat, namun barang-barang rumah tangga dan lainnya bisa diselamatkan. Kedua rumah tersebut semi permanen.

Selain 15 rumah, banjir juga menggenangi sawah warga di Konga, Kecamatan Ile Bura, serta memutuskan beberapa jembatan yang sebelumnya sudah rusak pada awal Januari 2012 lalu. Namun, belum diketahui total kerugian atas bencana alam tersebut.

Pantauan Pos-Kupang.Com di sepanjang jalan, pohon-pohon bertumbangan, baik di depan rumah warga maupun di kebun-kebun, termasuk pisang. Lampu PLN juga padam beberapa kali akibat kabelnya putus terkena tumbangan pohon.

Sejumlah rumah milik warga Perumahan Batu Ata juga tergenang air karena luapan banjir dari gunung. Jika ada drainase, banjir bisa melewati drainase. Namun karena tanpa drainase, banjir  mengikis jalan dan luapan airnya masuk ke rumah warga.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Flotim, Paulus Igo Geroda, yang dihubungi Pos Kupang, Rabu (13/3/2012), mengatakan, pemerintah telah menurunkan bantuan berupa beras satu ton dan makanan siap saji seperti ikan kaleng dan perabotan rumah tangga.

Wakil Bupati Flotim telah meninjau lapangan, Rabu (13/3/2012) pagi dan memberikan peneguhan serta bantuan sembako dan perabot rumah tangga di Dusun Wolo.

"Selesai di Dusun Wolo, Wabup Flotim langsung meninjau lokasi persawahan di Konga yang terendam banjir," kata Paulus.

Paulus mengakui,  banjir yang melanda Dusun Welo sudah berlangsung tiga tahun berturut-turut.

"Lokasinya dekat sungai sehingga banjir kali ini membawa material yang membuat rumah warga hanyut terbawa banjir dan tergenang lumpur," katanya.

Selain itu, kata dia, banjir juga memutuskan pipa induk air sehingga pipa putus dan bak air pecah. Saat ini warga Welo kesulitan air.

Editor : omdsmy_novemy_leo
Sumber : pos-kupang.com

Gelombang di NTT membahayakan Aktivitas Pelayaran


Kamis, 15 Maret 2012 21:25 WITA
 
 
POS-KUPANG.COM, KUPANG -- Tinggi gelombang  di perairan laut Selatan Nusa Tenggara Timur (NTT) saat ini mencapai tujuh meter dan sangat berbahaya untuk aktivitas di laut.
   
Tinggi gelombang tersebut dipicu oleh pergerakan angin yang berhembus kencang dan sesewaktu berputar dengan skala luas mencapai 100 derajat dengan kecepatan mencapai 55 km/jam.
   
Gelombang itu akan sangat mengganggu lalu lintas pelayaran bagi perahu maupun kapal-kapal melintas di wilayah perairan tersebut, kata Kepala Seksi Observasi Stasiun Meteorologi Kelas II  El Tari Kupang Syaiful Hadi, di Kupang, Kamis.
   
"Ada perkembangan terbaru tentang gelombang di wilayah perairan laut NTT. Saat ini tinggi gelombang mencapai tujuh meter. Ini sangat berbahaya bagi keselamatan pelayaran," kata Saiful Hadi melalui pesan singkat.
   
Ketinggian gelombang ini juga dipicu oleh hujan yang terjadi sepekan terakhir dengan intensitas sedang hingga deras melanda seluruh wilayah NTT, akibat tekanan rendah di Samudera Pasific, bagian Tengah, sehingga angin mengandung uap air masuk ke NTT.
   
Ia menyebut data hasil olahan pihak Stasiun Meteorologi El Tari Kupang untuk dua hari ke depan menunjukkan tinggi gelombang maksimum dengan 7,0 meter itu terjadi di Perairan Selatan Pulau Sumba, Samudera Hindia Selatan Nusa Tenggara Timur, Selat Sape, Selat Sumba dan Perairan Utara Pulau Flores yang selama ini dilalui kapal Fery Penyeberangan antarpulau di wilayah ini.
   
Sedangkan untuk wilayah perairan Selatan Pulau Rote, Kupang dan laut Sawu yang selama ini dilalui Angkutan Sungai dan Penyeberangan ke Kabupaten Rote Ndao, Sabu Raijua dan Kabupaten Alor pergerakan gelombang berkisar antara 4,0-6,0 meter.
   
Sementara katanya dibagian Selatan laut FLores, Selat Lamakera dan Selat Boleng di ujung Timur Pulau Flores itu, tinggi gelombang antara 3,0-5,0 meter, termasuk laut Timor di Selatan NTT dan Laut Timor dibagian Selatan Timor Leste.
   
Kondisi pergerakan gelombang masih sedikit terkendali di wilayah Selat Wetar antara 2,5-3,5 meter, Selat Alor 2,5 - 4,0 meter dan Selat Ombai antara 3,0 - 4,0 meter.
   
Jadi kata Saiful Hadi, keadaan cuaca benar-benar signifikan, sehigga perlu diwaspadai karena sangat berbahaya bagi pelayaran dan aktivitas nelayan di laut, termasuk didarat seperti angin puting beliung dan angin tornado di laut, katanya mengingatkan.
   
"Memang ada potensi untuk terjadi bencana angin puting beliung dan angin tornado, namun sejauh ini pergerakan angin masih bertiup lurus dan sesewaktu baru berputar dengan skala luas, sehingga kecil kemungkinan untuk terjadi bencana puting beliung," katanya.    
   
Khusus untuk untuk aktivitas penerbangan pesawat, hingga pukul 10.45 WITA belum terjadi delay atau penundaan keberangkatan dari Bandara El Tari Kupang ke berbagai daerah di Indonesia, seperti yang dialami Rabu (14/3/2012).
   
"Saat ini situasi di Bandara El Tari Kupang, sudah kembali normal, sehingga aktivitas penerbangan berjalan seperti biasa," katanya.
   
Meskipun demikian, pihaknya tetap mengimbau operator terutama pilot untuk tetap mewaspadai turunnya hujan tidak beraturan waktunya, pada pagi, siang atau malam hari akibat penguapan yang tinggi kemudian berkumpul dan membentuk awan cumolonimbus yang berpotensi menimbulkan hujan dan menggangu pemandangan.

Editor : sipri_seko
Sumber : Antara