Fredy Wahon
Senin, 19 Mei 2014
NTT Dapat Bantuan Satu Kapal Penyeberangan
Keselamatan Rakyat Dan Persamaan Jokowi Vs Jesus
Kelima persamaan itu, pertama, keduanya sama-sama berinisial huruf J. Kedua, baik Jesus maupun Jokowi sama-sama anak tukang kayu. Ketiga, keduanya sama-sama mencintai rakyat kecil, tersingkir, dan difabel. Keempat, sama seperti Jesus, Jokowi suka blusukan, menjumpai rakyat kecil. Kelima, konon keduanya sama-sama berasal dari Jawa Tengah. Nah, dalam persamaan kelima ini terdapat perbedaan. Meskipun sama-sama berasal dari Jawa Tengah, Jokowi adalah orang Solo, sedangkan Jesus orang “Kudus”.
Guyonan itu hemat saya merupakan harapan. Kami umat Kristiani, terutama saya sebagai orang Katolik yang notabene juga seorang pastor, tidak merasa tersinggung dengan guyonan itu. Tidak masalah Jokowi disandingkan dengan Jesus. Itu bukan pelecehan, juga bukan penghinaan! Pastinya, Jesus akan tersenyum simpul membaca atau mendengar guyonan tersebut. Dipastikan pula Ia tidak marah.
Jangankan disamakan dengan Jokowi yang menjadi tokoh fenomenal dan kerinduan masyarakat kecil menjadikannya pemimpin masa depan, Jesus bahkan menyamakan diri dengan mereka yang lapar, haus, yang telanjang, terpenjara, sakit, dan orang asing (Matius 25:30). Jesus berkata, “Apa pun yang kamu lakukan untuk salah satu dari saudaraku yang paling hina itu, kamu lakukan untuk Aku!”
Teologi “Blusukan”
Jauh hari–ribuan tahun silam–sebelum Jokowi, Jesus memang punya hobi blusukan. Kehadiran-Nya di dunia sebagai “Sang Sabda yang menjadi manusia dan tinggal di antara kita” (Yohanes 1:14) sudah merupakan blusukan perdana. Blusukan itulah yang disebut penjelmaan Sang Sabda menjadi manusia. Itulah teologi inkarnasi.
Dalam perspektif iman Kristiani, Jesus disebut “Putra Allah yang Mahatinggi”, yang sejak awal mula bersama-sama dengan Alah dalam kesatuan kasih mesra. Namun karena begitu besar kasih Allah terhadap dunia, Allah berkenan mengutus Putra yang tunggal ke dunia agar setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup kekal (bandingkan Yohanes 3:16). Percaya kepada-Nya tentu saja tidak boleh dipahami saklek harus menjadi Kristiani dan dibaptis formal.
Karl Rahner berterminologi yang disebut baptis batin, yakni semua orang yang menerima keberadaan-Nya dan percaya Dialah Sang Juruselamat, mewujudkan sikap itu dalam setiap tindakan baik, benar, dan suci. Konsili Vatikan II, melalui dokumen Lumen Gentium (LG) dan Nostra Aetate (NA) menegaskan, Katolik tidak menolak apa pun yang serbabenar, baik, dan suci, yang ada dalam setiap agama dan kebudayaan sebagai hal yang tidak berlawanan dengan Jesus Kristus (bandingkan LG 16 dan NA 2).
Jesus Kristus itu unik sekaligus universal. Tak heran tokoh Hindu dan pemimpin India bernama Mahatma Gandhi sangat mengagumi Jesus dan mengasihi-Nya, terutama dengan ajaran ahimsa, mengasihi musuh. Tokoh politis India tersebut sangat menghayati sabda bahagia yang menjadi bagian dari khotbah di bukit yang disampaikan Jesus dan dicatat dalam Injil.
Itulah teologi blusukan Putra Allah yang Mahatinggi, yang menjadi manusia dalam diri Jesus, yang dikandung dan dilahirkan perawan Maria, yang wafat disalibkan pada masa pemerintahan Pontius Pilatus. Namun, ia bangkit dari maut pada hari ketiga dan menjadi tokoh sentral dalam kristianitas.
Blusukan-Nya mendatangkan keselamatan universal bagi semua orang, yang mengimani Dia, maupun yang tidak mengimani-Nya, bahkan yang memusuhi-Nya. Itu karena Ia pun berdoa bagi orang-orang yang menyalibkan-Nya agar diampuni Allah, yang disebut-Nya Bapa, sebab mereka tidak tahu yang mereka perbuat (Lukas 23:34 dan paralelnya).
Pastoral “Blusukan”
Bagi Jesus, blusukan bukan sekadar pencitraan, melainkan misi pastoral. Sejak awal penampilan-Nya di publik, Jesus selalu dekat dengan rakyat kecil, utamanya mereka yang dicap pendosa. Orang-orang miskin dan tertindas adalah orientasi hidup-Nya.
Jesus memerhatikan orang-orang yang dalam Injil disebut dengan berbagai istilah, namun menunjuk pada realitas yang sama, rakyat. Mereka adalah orang miskin, buta, lumpuh, kusta, lapar, sengsara, yang menangis, pendosa, pelacur, pemungut cukai, kerasukan setan, teraniaya, terinjak, terpenjara, yang bebannya terlalu berat, rakyat jembel yang tidak tahu hukum, orang kebanyakan, orang kecil, yang terkecil, yang terakhir, dan anak-anak, bahkan, yang laksana domba-domba tersesat dan hilang.
Termasuk dalam kelompok ini adalah para janda dan yatim, buruh yang tidak mempunyai keahlian, para petani yang tidak mempunyai tanah alias buruh tani, dan para budak. Keempat Injil menyembut mereka semua. Merekalah yang menjadi subjek kehadiran Jesus. Jesus membela mereka, bukan membeli mereka dengan politik uang.
Jesus menjadi tokoh ideal yang berpraksis bela rasa dan solider kepada korban, bukan kepada penguasa dan pemilik modal. Itulah buah teologi blusukan dan praksis dari pastoral blusukan Jesus. Akibatnya, Jesus dijatuhi hukuman mati, bahkan dianggap pemberontak. Tanda-tanda mukjizat dan buah-buah pastoral blusukan-Nya tidak dianggap. Dia justru dituduh menggunakan ilmu sihir dan menyesatkan rakyat. Begitulah, para pemuka agama dan politikus busuk yang memusuhi-Nya kemudian bersekongkol dengan prokurator Romawi bernama Pontius Pilatus. Jesus dijatuhi hukuman mati.
Justru dengan cara itu, Jesus menghadirkan otentisitas visi-misi kepemimpinan sejati. Seorang pemimpin bukan hanya berkata-kata dan membualkan janji, melainkan mewujudkan setiap kalimat dengan tindakan. Satunya kata dan perbuatan diwujudkan dalam ketulusan, keikhlasan, dan kerendahan hati.
Kalaupun Jokowi disandingkan dengan Jesus dalam guyonan politik, semoga itu tidak menjadikannya jemawa. Justru itu menjadi inspirasi agar Jokowo kian berani berpihak kepada rakyat. Semoga pencalonannya sebagai presiden pun bukan karena haus kekuasaan, melainkan karena lapar dan haus kebenaran untuk mewujudkan keadilan, kerukunan, dan kesejahteraan bagi rakyat. Bila memang begitu, tentu kita yang berpikiran waras tetap ikhlas mendukung tekadnya membangun bangsa yang damai dan sejahtera.
Tentu kita berharap, semakin banyaklah di antara kita yang menjadikan kehidupan Jesus sebagai inspirasi untuk memperjuangkan kebenaran, keadilan, kerukunan, kesejahteraan, dan keselamatan, apa pun iman dan agamanya. Selamat Paskah kepada umat kristiani. Tuhan memberkati bangsa ini dengan damai dan sejahtera.
sumber: sinarharapan.co
Penulis adalah rohaniwan, budayawan interreligius, dan Wakil Ketua FKUB Jawa Tengah.
Gubernur NTT : Cendana Jadi Milik Warga yang Menanam
Kupang, seputar-ntt.com – Gubernur NTT, Frans Lebu Raya menegaskan bahwa tanaman pohon cendana (santalum albumlinn) yang ditanam oleh masyarakat NTT akan menjadi milik probadi dan tidak lagi dikuasai oleh pemerintah. Dengan demikian maka masyarakat NTT diharapkan bisa termotivasi dalam membudi daya pohon cendana.
“Jadi masyarakat yang tanam cendana akan menjadi milik pribadi mereka. Dengan demikian maka kita berharap ada motivasi dari masyarakat untuk terus menanam cendana,” kata Frans Lebu Raya, saat Jumpa Pers di Kantor Bappeda NTT, Jumat (16/5/2014).
Menurut Frans Lebu Raya, Peraturan Daerah (Perda) NTT Nomor 16 Tahun 1986 tentang pengelolaan cendana telah memberi dampak negatif bagi masyarakat karena Perda tersebut menyatakan pohon cendana yang tumbuh di pekarangan rumah penduduk adalah milik pemerintah. “Akibatnya, warga memilih menebang cendana milik mereka dan menjualnya dengan harga murah,” kata Lebu Raya.
Lebu Raya mengatakan Perda Nomor 16 Tahun 1986 tentang pengelolaan cendana pada tahun 2004 silam dan diganti dengan Perda nomor 2 Tahun 2004. Perda itu memberikan porsi yang cukup besar kepada warga untuk menanam cendana. “Dengan Perda ini maka hak masyarakat terhadap pohon yang ditanamnya terjamin,” ungkapnya.
Menurutnya, sejak tahun 2008, Pemerintah Provinsi NTT telah menetapkan empat kabupaten di daratan Timor, empat kabupaten di Pulau Sumba, Kabupaten Flores Timur dan Kabupaten Alor, sebagai daerah pengembangan cendana.
“tahun ini kita tambah dua tekat yakni disektor kelautan perikanan dan Pariwisata,” pungkasnya. (joey)
“Jadi masyarakat yang tanam cendana akan menjadi milik pribadi mereka. Dengan demikian maka kita berharap ada motivasi dari masyarakat untuk terus menanam cendana,” kata Frans Lebu Raya, saat Jumpa Pers di Kantor Bappeda NTT, Jumat (16/5/2014).
Menurut Frans Lebu Raya, Peraturan Daerah (Perda) NTT Nomor 16 Tahun 1986 tentang pengelolaan cendana telah memberi dampak negatif bagi masyarakat karena Perda tersebut menyatakan pohon cendana yang tumbuh di pekarangan rumah penduduk adalah milik pemerintah. “Akibatnya, warga memilih menebang cendana milik mereka dan menjualnya dengan harga murah,” kata Lebu Raya.
Lebu Raya mengatakan Perda Nomor 16 Tahun 1986 tentang pengelolaan cendana pada tahun 2004 silam dan diganti dengan Perda nomor 2 Tahun 2004. Perda itu memberikan porsi yang cukup besar kepada warga untuk menanam cendana. “Dengan Perda ini maka hak masyarakat terhadap pohon yang ditanamnya terjamin,” ungkapnya.
Menurutnya, sejak tahun 2008, Pemerintah Provinsi NTT telah menetapkan empat kabupaten di daratan Timor, empat kabupaten di Pulau Sumba, Kabupaten Flores Timur dan Kabupaten Alor, sebagai daerah pengembangan cendana.
“tahun ini kita tambah dua tekat yakni disektor kelautan perikanan dan Pariwisata,” pungkasnya. (joey)
Pemprov NTT Beri Beasiswa Bagi Dokter Hewan
Kupang, seputar-ntt.com – Pemerintah Provinsi NTT mengalokasikan dana beassiswa bagi anak-anak NTT yang ingin menjadi dokter hewan. Hal ini bertujuan untuk mewujudkan NTT sebagai Provoinsi ternak sehingga memerlukan SDM yang handal termasuk dokter hewan.
“Untuk mewujudkan Provinsi ternak maka kita perlu memiliki SDM yang handal. Untuk itu maka pada tahun 2014 ini kita alokasi beasiswa bagi anak-anak NTT yang ingin menjadi dokter hewan,” kata Gubernur NTT, Frans Lebu Raya saat Jumpa Pers di Bappeda NTT, Jumat (16/5/2014).
Menurut Frans Lebu Raya, Pemerintah Provinsi NTT telah melakukan kerjasama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) dalam hal mengakomodir anak-anak NTT untuk menjadi dokter hewan yang didanai oleh Pemda. Program ini akan berlangsung dalam beberapa tahun kedepan sehingga NTT memeiliki banyak Dokter Hewan yang mampu memberi sumbangsih positif dalam mengembangkan ternak di NTT.
“Kita kerjasama dengan IPB. Kita sadar bahwa kita kekurangan dokter hewan sehingga kita perlu dorong supaya kita memiliki SDM yang handal dibidang peternakan,” kata Lebu Raya.
Pada kesempatan ini, Gubernur NTT mengemukakan enam tekad Pemerintah yakni menjadikan NTT menjadi Provinsi Ternak, Jagung, Cendana, Koperasi, Kelautan dan Perikanan serta Pariwisata. “Periode kemarin hanya empat tekad tapi periode ini kita tambah dua tekad yakni di bidang Keluatan Perikanan dan Pariwisata,” ungkap Lebu Raya. (Joey)
Jumat, 16 Maret 2012
15 Rumah di Flotim Terendam Banjir
POS-KUPANG.COM, LARANTUKA --- Hujan
disertai angin kencang selama dua hari di Flores Timur (Flotim),
Selasa-Rabu (13-14/3/2012), membawa musibah bagi warga setempat.
Sebanyak 15 unit rumah milik warga Dusun Wolo, Desa Wainapang, Kecamatan Ile Bura, terendam banjir, satu di antaranya hanyut disapu banjir dan satunya rusak berat. Sementara kubah Mesjid Asshomad Postoh dibawa banjir sekitar 10 meter dari atap mesjid.
Rumah yang hanyut disapu banjir tersebut milik Anton Ama Ruron dan rumah rusak berat milik Don Tula Ruron. Rumah milik Anton tersapu banjir dan yang bisa diselamatkan hanya beberapa barang yang tahan banting.
Sedangkan rumah milik Don rusak berat, namun barang-barang rumah tangga dan lainnya bisa diselamatkan. Kedua rumah tersebut semi permanen.
Selain 15 rumah, banjir juga menggenangi sawah warga di Konga, Kecamatan Ile Bura, serta memutuskan beberapa jembatan yang sebelumnya sudah rusak pada awal Januari 2012 lalu. Namun, belum diketahui total kerugian atas bencana alam tersebut.
Pantauan Pos-Kupang.Com di sepanjang jalan, pohon-pohon bertumbangan, baik di depan rumah warga maupun di kebun-kebun, termasuk pisang. Lampu PLN juga padam beberapa kali akibat kabelnya putus terkena tumbangan pohon.
Sejumlah rumah milik warga Perumahan Batu Ata juga tergenang air karena luapan banjir dari gunung. Jika ada drainase, banjir bisa melewati drainase. Namun karena tanpa drainase, banjir mengikis jalan dan luapan airnya masuk ke rumah warga.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Flotim, Paulus Igo Geroda, yang dihubungi Pos Kupang, Rabu (13/3/2012), mengatakan, pemerintah telah menurunkan bantuan berupa beras satu ton dan makanan siap saji seperti ikan kaleng dan perabotan rumah tangga.
Wakil Bupati Flotim telah meninjau lapangan, Rabu (13/3/2012) pagi dan memberikan peneguhan serta bantuan sembako dan perabot rumah tangga di Dusun Wolo.
"Selesai di Dusun Wolo, Wabup Flotim langsung meninjau lokasi persawahan di Konga yang terendam banjir," kata Paulus.
Paulus mengakui, banjir yang melanda Dusun Welo sudah berlangsung tiga tahun berturut-turut.
"Lokasinya dekat sungai sehingga banjir kali ini membawa material yang membuat rumah warga hanyut terbawa banjir dan tergenang lumpur," katanya.
Selain itu, kata dia, banjir juga memutuskan pipa induk air sehingga pipa putus dan bak air pecah. Saat ini warga Welo kesulitan air.
Sebanyak 15 unit rumah milik warga Dusun Wolo, Desa Wainapang, Kecamatan Ile Bura, terendam banjir, satu di antaranya hanyut disapu banjir dan satunya rusak berat. Sementara kubah Mesjid Asshomad Postoh dibawa banjir sekitar 10 meter dari atap mesjid.
Rumah yang hanyut disapu banjir tersebut milik Anton Ama Ruron dan rumah rusak berat milik Don Tula Ruron. Rumah milik Anton tersapu banjir dan yang bisa diselamatkan hanya beberapa barang yang tahan banting.
Sedangkan rumah milik Don rusak berat, namun barang-barang rumah tangga dan lainnya bisa diselamatkan. Kedua rumah tersebut semi permanen.
Selain 15 rumah, banjir juga menggenangi sawah warga di Konga, Kecamatan Ile Bura, serta memutuskan beberapa jembatan yang sebelumnya sudah rusak pada awal Januari 2012 lalu. Namun, belum diketahui total kerugian atas bencana alam tersebut.
Pantauan Pos-Kupang.Com di sepanjang jalan, pohon-pohon bertumbangan, baik di depan rumah warga maupun di kebun-kebun, termasuk pisang. Lampu PLN juga padam beberapa kali akibat kabelnya putus terkena tumbangan pohon.
Sejumlah rumah milik warga Perumahan Batu Ata juga tergenang air karena luapan banjir dari gunung. Jika ada drainase, banjir bisa melewati drainase. Namun karena tanpa drainase, banjir mengikis jalan dan luapan airnya masuk ke rumah warga.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Flotim, Paulus Igo Geroda, yang dihubungi Pos Kupang, Rabu (13/3/2012), mengatakan, pemerintah telah menurunkan bantuan berupa beras satu ton dan makanan siap saji seperti ikan kaleng dan perabotan rumah tangga.
Wakil Bupati Flotim telah meninjau lapangan, Rabu (13/3/2012) pagi dan memberikan peneguhan serta bantuan sembako dan perabot rumah tangga di Dusun Wolo.
"Selesai di Dusun Wolo, Wabup Flotim langsung meninjau lokasi persawahan di Konga yang terendam banjir," kata Paulus.
Paulus mengakui, banjir yang melanda Dusun Welo sudah berlangsung tiga tahun berturut-turut.
"Lokasinya dekat sungai sehingga banjir kali ini membawa material yang membuat rumah warga hanyut terbawa banjir dan tergenang lumpur," katanya.
Selain itu, kata dia, banjir juga memutuskan pipa induk air sehingga pipa putus dan bak air pecah. Saat ini warga Welo kesulitan air.
Editor : omdsmy_novemy_leo
Sumber : pos-kupang.com
Gelombang di NTT membahayakan Aktivitas Pelayaran
Kamis, 15 Maret 2012 21:25 WITA
POS-KUPANG.COM, KUPANG -- Tinggi
gelombang di perairan laut Selatan Nusa Tenggara Timur (NTT) saat ini
mencapai tujuh meter dan sangat berbahaya untuk aktivitas di laut.
Tinggi gelombang tersebut dipicu oleh pergerakan angin yang berhembus kencang dan sesewaktu berputar dengan skala luas mencapai 100 derajat dengan kecepatan mencapai 55 km/jam.
Gelombang itu akan sangat mengganggu lalu lintas pelayaran bagi perahu maupun kapal-kapal melintas di wilayah perairan tersebut, kata Kepala Seksi Observasi Stasiun Meteorologi Kelas II El Tari Kupang Syaiful Hadi, di Kupang, Kamis.
"Ada perkembangan terbaru tentang gelombang di wilayah perairan laut NTT. Saat ini tinggi gelombang mencapai tujuh meter. Ini sangat berbahaya bagi keselamatan pelayaran," kata Saiful Hadi melalui pesan singkat.
Ketinggian gelombang ini juga dipicu oleh hujan yang terjadi sepekan terakhir dengan intensitas sedang hingga deras melanda seluruh wilayah NTT, akibat tekanan rendah di Samudera Pasific, bagian Tengah, sehingga angin mengandung uap air masuk ke NTT.
Ia menyebut data hasil olahan pihak Stasiun Meteorologi El Tari Kupang untuk dua hari ke depan menunjukkan tinggi gelombang maksimum dengan 7,0 meter itu terjadi di Perairan Selatan Pulau Sumba, Samudera Hindia Selatan Nusa Tenggara Timur, Selat Sape, Selat Sumba dan Perairan Utara Pulau Flores yang selama ini dilalui kapal Fery Penyeberangan antarpulau di wilayah ini.
Sedangkan untuk wilayah perairan Selatan Pulau Rote, Kupang dan laut Sawu yang selama ini dilalui Angkutan Sungai dan Penyeberangan ke Kabupaten Rote Ndao, Sabu Raijua dan Kabupaten Alor pergerakan gelombang berkisar antara 4,0-6,0 meter.
Sementara katanya dibagian Selatan laut FLores, Selat Lamakera dan Selat Boleng di ujung Timur Pulau Flores itu, tinggi gelombang antara 3,0-5,0 meter, termasuk laut Timor di Selatan NTT dan Laut Timor dibagian Selatan Timor Leste.
Kondisi pergerakan gelombang masih sedikit terkendali di wilayah Selat Wetar antara 2,5-3,5 meter, Selat Alor 2,5 - 4,0 meter dan Selat Ombai antara 3,0 - 4,0 meter.
Jadi kata Saiful Hadi, keadaan cuaca benar-benar signifikan, sehigga perlu diwaspadai karena sangat berbahaya bagi pelayaran dan aktivitas nelayan di laut, termasuk didarat seperti angin puting beliung dan angin tornado di laut, katanya mengingatkan.
"Memang ada potensi untuk terjadi bencana angin puting beliung dan angin tornado, namun sejauh ini pergerakan angin masih bertiup lurus dan sesewaktu baru berputar dengan skala luas, sehingga kecil kemungkinan untuk terjadi bencana puting beliung," katanya.
Khusus untuk untuk aktivitas penerbangan pesawat, hingga pukul 10.45 WITA belum terjadi delay atau penundaan keberangkatan dari Bandara El Tari Kupang ke berbagai daerah di Indonesia, seperti yang dialami Rabu (14/3/2012).
"Saat ini situasi di Bandara El Tari Kupang, sudah kembali normal, sehingga aktivitas penerbangan berjalan seperti biasa," katanya.
Meskipun demikian, pihaknya tetap mengimbau operator terutama pilot untuk tetap mewaspadai turunnya hujan tidak beraturan waktunya, pada pagi, siang atau malam hari akibat penguapan yang tinggi kemudian berkumpul dan membentuk awan cumolonimbus yang berpotensi menimbulkan hujan dan menggangu pemandangan.
Tinggi gelombang tersebut dipicu oleh pergerakan angin yang berhembus kencang dan sesewaktu berputar dengan skala luas mencapai 100 derajat dengan kecepatan mencapai 55 km/jam.
Gelombang itu akan sangat mengganggu lalu lintas pelayaran bagi perahu maupun kapal-kapal melintas di wilayah perairan tersebut, kata Kepala Seksi Observasi Stasiun Meteorologi Kelas II El Tari Kupang Syaiful Hadi, di Kupang, Kamis.
"Ada perkembangan terbaru tentang gelombang di wilayah perairan laut NTT. Saat ini tinggi gelombang mencapai tujuh meter. Ini sangat berbahaya bagi keselamatan pelayaran," kata Saiful Hadi melalui pesan singkat.
Ketinggian gelombang ini juga dipicu oleh hujan yang terjadi sepekan terakhir dengan intensitas sedang hingga deras melanda seluruh wilayah NTT, akibat tekanan rendah di Samudera Pasific, bagian Tengah, sehingga angin mengandung uap air masuk ke NTT.
Ia menyebut data hasil olahan pihak Stasiun Meteorologi El Tari Kupang untuk dua hari ke depan menunjukkan tinggi gelombang maksimum dengan 7,0 meter itu terjadi di Perairan Selatan Pulau Sumba, Samudera Hindia Selatan Nusa Tenggara Timur, Selat Sape, Selat Sumba dan Perairan Utara Pulau Flores yang selama ini dilalui kapal Fery Penyeberangan antarpulau di wilayah ini.
Sedangkan untuk wilayah perairan Selatan Pulau Rote, Kupang dan laut Sawu yang selama ini dilalui Angkutan Sungai dan Penyeberangan ke Kabupaten Rote Ndao, Sabu Raijua dan Kabupaten Alor pergerakan gelombang berkisar antara 4,0-6,0 meter.
Sementara katanya dibagian Selatan laut FLores, Selat Lamakera dan Selat Boleng di ujung Timur Pulau Flores itu, tinggi gelombang antara 3,0-5,0 meter, termasuk laut Timor di Selatan NTT dan Laut Timor dibagian Selatan Timor Leste.
Kondisi pergerakan gelombang masih sedikit terkendali di wilayah Selat Wetar antara 2,5-3,5 meter, Selat Alor 2,5 - 4,0 meter dan Selat Ombai antara 3,0 - 4,0 meter.
Jadi kata Saiful Hadi, keadaan cuaca benar-benar signifikan, sehigga perlu diwaspadai karena sangat berbahaya bagi pelayaran dan aktivitas nelayan di laut, termasuk didarat seperti angin puting beliung dan angin tornado di laut, katanya mengingatkan.
"Memang ada potensi untuk terjadi bencana angin puting beliung dan angin tornado, namun sejauh ini pergerakan angin masih bertiup lurus dan sesewaktu baru berputar dengan skala luas, sehingga kecil kemungkinan untuk terjadi bencana puting beliung," katanya.
Khusus untuk untuk aktivitas penerbangan pesawat, hingga pukul 10.45 WITA belum terjadi delay atau penundaan keberangkatan dari Bandara El Tari Kupang ke berbagai daerah di Indonesia, seperti yang dialami Rabu (14/3/2012).
"Saat ini situasi di Bandara El Tari Kupang, sudah kembali normal, sehingga aktivitas penerbangan berjalan seperti biasa," katanya.
Meskipun demikian, pihaknya tetap mengimbau operator terutama pilot untuk tetap mewaspadai turunnya hujan tidak beraturan waktunya, pada pagi, siang atau malam hari akibat penguapan yang tinggi kemudian berkumpul dan membentuk awan cumolonimbus yang berpotensi menimbulkan hujan dan menggangu pemandangan.
Editor : sipri_seko
Sumber : Antara
Minggu, 20 November 2011
Penerapan Sekolah Inklusif, SDK Baopukang Dapat Pujian
Selasa, 15 November 2011 | 00:28 WITA
POS-KUPANG.COM, LEWOLEBA -- Sekolah
Dasar Katolik (SDK) Baopukang, Desa Jontona, Kecamatan Ile Ape Timur,
mendapat pujian sebagai salah satu sekolah inklusif di Kabupaten Lembata
yang penerapannya sudah bagus.
Penilaian ini juga dialamatkan kepada salah satu ibu guru sekolah itu yang dinilai sangat bagus karena telah menampakkan roh inklusif (keadilan dan tidak ada perbedaan antara siswa normal dan anak berkebutuhan khusus).
Pujian ini diberikan oleh Fasilitator IDP Norway, Dante Rigmalia, M.Pd saat melakukan monitoring kolaboratif sekolah inklusif bersama Pengawas Pendidikan SLB Dinas PPO NTT, Dinas PPO Kabupaten Lembata dan dari Plan Indonesia Program Unit Lembata, Jumat (11/11/2011).
Dalam monitoring ini, tim yang tergabung sebagai tim kolaboratif ini diawali melakukan pengecekan terhadap kesiapan perangkat pembelajaran, yakni perangkat, rencana pembelajaran, proses pembelajaran. Lalu melakukan observasi pembelajaran, observasi lingkungan dan membuka forum diskusi.
Usai melakukan monitoring, dilanjutkan dengan membuka diskusi. Di saat itulah, Dante mengungkapkan kegembiraannya terhadap penerapan sekolah inklusif di sekolah itu. Bahwa proses pembelajaran yang dilakukan tiga guru di kelas berbeda hari itu cukup memukau dan menunjukkan sekolah yang inklusif.
Salah satu ibu guru atas nama Elisabeth Ohe Purek Lolon mendapat pujian berulang-ulang karena dalam proses pembelajaran dapat menghadirkan suasana kelas yang benar-benar berkeadilan. Padahal di kelas itu ada beberapa anak yang memiliki kebutuhan khusus dengan jenis berbeda.
Hal senada disampaikan Pengawas Pendidikan SLB dari Dinas PPO NTT, Beni Purnomo, dan Kabid TK/SD Dinas PPO Kabupaten Lembata, Ata Gabriel. Bahwa sekolah inklusif adalah proses pembelajaran yang untung-menguntungkan antara siswa (normal dan ABK) serta guru saling mendapatkan manfaat itu telah terjadi di SDK Baopukang. “Guru adalah penyebab keadilan dan untung-menguntungkan. Karena itu, peran seorang guru di sekolah inklusif sangat dibutuhkan,” kata Gabriel.
Yusak dari Plan Indonesia Program Unit Lembata mengatakan, kegiatan monitoring ini bukan saja dilakukan di SDK Baopukang melainkan juga di sembilan sekolah lainnya di Lembata yang telah menjalankan program sekolah inklusif.
Penilaian ini juga dialamatkan kepada salah satu ibu guru sekolah itu yang dinilai sangat bagus karena telah menampakkan roh inklusif (keadilan dan tidak ada perbedaan antara siswa normal dan anak berkebutuhan khusus).
Pujian ini diberikan oleh Fasilitator IDP Norway, Dante Rigmalia, M.Pd saat melakukan monitoring kolaboratif sekolah inklusif bersama Pengawas Pendidikan SLB Dinas PPO NTT, Dinas PPO Kabupaten Lembata dan dari Plan Indonesia Program Unit Lembata, Jumat (11/11/2011).
Dalam monitoring ini, tim yang tergabung sebagai tim kolaboratif ini diawali melakukan pengecekan terhadap kesiapan perangkat pembelajaran, yakni perangkat, rencana pembelajaran, proses pembelajaran. Lalu melakukan observasi pembelajaran, observasi lingkungan dan membuka forum diskusi.
Usai melakukan monitoring, dilanjutkan dengan membuka diskusi. Di saat itulah, Dante mengungkapkan kegembiraannya terhadap penerapan sekolah inklusif di sekolah itu. Bahwa proses pembelajaran yang dilakukan tiga guru di kelas berbeda hari itu cukup memukau dan menunjukkan sekolah yang inklusif.
Salah satu ibu guru atas nama Elisabeth Ohe Purek Lolon mendapat pujian berulang-ulang karena dalam proses pembelajaran dapat menghadirkan suasana kelas yang benar-benar berkeadilan. Padahal di kelas itu ada beberapa anak yang memiliki kebutuhan khusus dengan jenis berbeda.
Hal senada disampaikan Pengawas Pendidikan SLB dari Dinas PPO NTT, Beni Purnomo, dan Kabid TK/SD Dinas PPO Kabupaten Lembata, Ata Gabriel. Bahwa sekolah inklusif adalah proses pembelajaran yang untung-menguntungkan antara siswa (normal dan ABK) serta guru saling mendapatkan manfaat itu telah terjadi di SDK Baopukang. “Guru adalah penyebab keadilan dan untung-menguntungkan. Karena itu, peran seorang guru di sekolah inklusif sangat dibutuhkan,” kata Gabriel.
Yusak dari Plan Indonesia Program Unit Lembata mengatakan, kegiatan monitoring ini bukan saja dilakukan di SDK Baopukang melainkan juga di sembilan sekolah lainnya di Lembata yang telah menjalankan program sekolah inklusif.
Editor : Bildad Lelan »» Penulis : EDY BAU »» Sumber : POS KUPANG CETAK
Tunggu Saja, Nanti Terbongkar Semua
Dana Bergulir di Disperindag Lembata
Yohanes de Rosari
|
Sabtu, 12 November 2011 | 01:08 WITA
POS-KUPANG.COM, LEWOLEBA, PK -- “Kita
tunggu saja, nanti akan terbongkar semua,” kata Ketua DPRD Lembata,
Yohanes de Rosari, SE, ketika ditemui Pos Kupang di ruang kerjanya, Rabu
(9/11/2011).
Pernyataan de Rosari ini menanggapi pertanyaan tentang kasus dana bergulir di eks Dinas Perindag Lembata yang kini menjadi temuan Komisi II DPRD Lembata senilai Rp 3 miliar lebih.
Dikatakannya, DPRD Lembata akan membentuk panitia khusus (Pansus) untuk mendalami kasus dana bergulir di Disperindag Lembata itu.
Meski Komisi II DPRD Lembata merekomendasikan agar diproses hukum lantaran identitas penerima dana bergulir dan kontraknya tidak jelas, namun perlu dibentuk lagi pansus guna melakukan pendalaman apalagi hasil pemeriksaan BPK sudah ada.
“LHP BPK sudah ada dan badan anggaran (Banggar) DPRD akan blow up kasus dana bergulir ini. Karena saat ini agenda padat maka pada masa sidang 1 tahun 2012 baru dibentuk pansusnya,” kata de Rosari.
Berdasarkan informasi yang diterima, demikian de Rosari, dana bergulir di dinas ini menyimpan banyak masalah terutama terkait para penerimanya yang patut diduga fiktif.
“Kita tunggu saja, nanti akan terbongkar semua. Karena agenda sidang untuk tahun ini sudah padat maka saya akan dorong bentuk pansus di masa sidang 1 tahun 2012 nanti,” tegasnya.
Anggota Banggar, Antonius Loli Ruing mengatakan, dana bergulir yang bermasalah itu sudah dimasukkan dalam kebijakan umum APBD 2012 mesti tertagih. Bahwa dana bergulir ini merupakan sebuah pekerjaan rumah karena menjadi salah satu persoalan yang menghambat dinamika pembangunan.
“Karena itu secara politik lembaga DPRD meminta pemerintah menagih kembali dana bergulir yang telah diberikan baik kepada orang perorangan atau kelompok masyarakat,” katanya.
Mengenai rekomendasi Komisi II DPRD Lembata agar diproses hukum, Loli Ruing tidak sependapat. Dia mengkhawatirkan bila diproses hukum maka daerah akan kehilangan uang.
Pernyataan de Rosari ini menanggapi pertanyaan tentang kasus dana bergulir di eks Dinas Perindag Lembata yang kini menjadi temuan Komisi II DPRD Lembata senilai Rp 3 miliar lebih.
Dikatakannya, DPRD Lembata akan membentuk panitia khusus (Pansus) untuk mendalami kasus dana bergulir di Disperindag Lembata itu.
Meski Komisi II DPRD Lembata merekomendasikan agar diproses hukum lantaran identitas penerima dana bergulir dan kontraknya tidak jelas, namun perlu dibentuk lagi pansus guna melakukan pendalaman apalagi hasil pemeriksaan BPK sudah ada.
“LHP BPK sudah ada dan badan anggaran (Banggar) DPRD akan blow up kasus dana bergulir ini. Karena saat ini agenda padat maka pada masa sidang 1 tahun 2012 baru dibentuk pansusnya,” kata de Rosari.
Berdasarkan informasi yang diterima, demikian de Rosari, dana bergulir di dinas ini menyimpan banyak masalah terutama terkait para penerimanya yang patut diduga fiktif.
“Kita tunggu saja, nanti akan terbongkar semua. Karena agenda sidang untuk tahun ini sudah padat maka saya akan dorong bentuk pansus di masa sidang 1 tahun 2012 nanti,” tegasnya.
Anggota Banggar, Antonius Loli Ruing mengatakan, dana bergulir yang bermasalah itu sudah dimasukkan dalam kebijakan umum APBD 2012 mesti tertagih. Bahwa dana bergulir ini merupakan sebuah pekerjaan rumah karena menjadi salah satu persoalan yang menghambat dinamika pembangunan.
“Karena itu secara politik lembaga DPRD meminta pemerintah menagih kembali dana bergulir yang telah diberikan baik kepada orang perorangan atau kelompok masyarakat,” katanya.
Mengenai rekomendasi Komisi II DPRD Lembata agar diproses hukum, Loli Ruing tidak sependapat. Dia mengkhawatirkan bila diproses hukum maka daerah akan kehilangan uang.
Editor : Bildad Lelan »» Penulis : EDI BAU »» Sumber : POS KUPANG CETAK
Minggu, 14 Agustus 2011
Rotary Club Sumbang Dua Mesin Desalinasi Air
Satu mesin seharga Rp 1,5 miliar
pos kupang/tony kleden
Sabtu, 13 Agustus 2011 | 18:46 WITA
POS-KUPANG.COM, TAMBOLAKA -- Rotary Club menyumbang dua unit mesin desalinasi (pengolah air asin dan payau menjadi air tawar) untuk Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD). Satu unit dipasang di kawasan Pantai Kita, dan satu lagi di dekat Pelabuhan Waikelo, Kecamatan Laura.
“Mestinya dua mesin ini untuk Kepulauan Natuna, Propinsi Riau. Tetapi karena NTT, juga SBD, termasuk daerah tertinggal, kita akhirnya alihkan ke sini,” kata Past District Governor (PDG) Rotary Club, Aloysius Purwa, MBA, Rabu (10/8/2011) malam, di Rumah Jabatan Bupati SBD.
Saat itu Purwa membawa sejumlah pengusaha perhotelan dan kontraktor dari Malang dan Bali bertemu Bupati SBD, dr. Kornelius Kodi Mete. Turut hadir malam itu, Sekda SBD, Drs. Anton Umbu Zaza, Kadis PU, I Nyoman Agus, MT, Kabag Humas, Drs. Lukas Gaddi.
Dua unit mesin desalinasi itu, jelas Aloysius, diberi gratis kepada Pemkab SBD. Satu unit harganya Rp 1,5 miliar. “Ini gratis untuk membantu masyarakat di sini,” kata Aloysius.
Bupati SBD, dr. Kornelius Kodi Mete, menyambut gembira hadiah itu. Dari pengamatan Pos Kupang, air bersih masih menjadi kebutuhan mahal untuk penduduk di Kota Tambolaka yang masuk dalam wilayah Kecamatan Laura. Umumnya warga membeli air dari mobil tangki dengan harga ratusan ribu rupiah.
Kota Baru
Kepada Bupati Kodi Mete, Aloysius juga mengemukakan niat dan minat sejumlah pengusaha di sektor pariwisata yang melirik SBD. Ada tujuh investor yang malam itu ikut menemui Bupati Kodi Mete. “Mereka ada tujuh orang dari Malang. Mereka ini sudah biasa bangun ruko dan hotel ukuran kecil di Malang yang berhasil. Mereka coba lihat peluang di sini,” kata Aloysius.
Para pemodal itu, jelas Aloysius, ingin menyulap satu tempat di SBD menjadi semacam kota baru yang terpusat di satu tempat. “Di situ semua lengkap. Ada hotel, pertokoan, ada mall, ada rumah sakitnya, ada tempat olahraganya. Semua ada di situ, sehingga orang tidak perlu jauh-jauh untuk cari sesuatu,” jelas Aloysius.
Lokasi untuk kota baru itu malah sudah dilirik sebelumnya. Lahan yang diminta untuk dibangun menjadi kota baru sekitar 7 sampai 10 hektar.
Bupati Kodi Mete menawarkan tanah pemkab di kawasan menuju Pantai Kita (Pantai Mananga Aba). “Kita siap bantu. Saat mulai kerja, kita langsung siap bantu,” tegas Kodi Mete.
Aloysius bertekad memajukan dunia pariwisata SBD. “Mimpi kita pariwisata maju di SBD. Tetapi yang utama untuk pariwisata itu adalah keamanan. Karena itu kita juga minta polisi dan aparat keamanan secara umum ikut membantu menjaga keamanan, sehingga para tamu tidak merasa terganggu,” kata Aloysius.
Aloysius juga mengutarakan sejumlah agenda ke depan yang akan dikerjakan. Dia ingin mendirikan sekolah bertaraf internasional. Sekolah dengan kualifikasi seperti ini sudah didirikan di beberapa tempat di Indonesia. Di SBD, dia juga ingin membangun sekolah ini.
Drs. Panudiana Kuhn, seorang pegiat pariwisata di Bali menambahkan, majunya sektor pariwisata juga perlu didukung oleh budaya masyarakat. Artinya, masyarakat juga perlu disiapkan sehingga bisa ikut mendukung pengembangan sektor pariwisata.
Dia mencontohkan di Bali, para wisatawan itu mau privasinya dihargai, tidak mau diganggu. “Nah, di sini masyarakat juga harus siap kalau ada turis yang tidur-tiduran di pasir dengan pakaian yang minim. Bali maju karena budaya masyarakat juga ikut mendukung,” katanya.
“Mestinya dua mesin ini untuk Kepulauan Natuna, Propinsi Riau. Tetapi karena NTT, juga SBD, termasuk daerah tertinggal, kita akhirnya alihkan ke sini,” kata Past District Governor (PDG) Rotary Club, Aloysius Purwa, MBA, Rabu (10/8/2011) malam, di Rumah Jabatan Bupati SBD.
Saat itu Purwa membawa sejumlah pengusaha perhotelan dan kontraktor dari Malang dan Bali bertemu Bupati SBD, dr. Kornelius Kodi Mete. Turut hadir malam itu, Sekda SBD, Drs. Anton Umbu Zaza, Kadis PU, I Nyoman Agus, MT, Kabag Humas, Drs. Lukas Gaddi.
Dua unit mesin desalinasi itu, jelas Aloysius, diberi gratis kepada Pemkab SBD. Satu unit harganya Rp 1,5 miliar. “Ini gratis untuk membantu masyarakat di sini,” kata Aloysius.
Bupati SBD, dr. Kornelius Kodi Mete, menyambut gembira hadiah itu. Dari pengamatan Pos Kupang, air bersih masih menjadi kebutuhan mahal untuk penduduk di Kota Tambolaka yang masuk dalam wilayah Kecamatan Laura. Umumnya warga membeli air dari mobil tangki dengan harga ratusan ribu rupiah.
Kota Baru
Kepada Bupati Kodi Mete, Aloysius juga mengemukakan niat dan minat sejumlah pengusaha di sektor pariwisata yang melirik SBD. Ada tujuh investor yang malam itu ikut menemui Bupati Kodi Mete. “Mereka ada tujuh orang dari Malang. Mereka ini sudah biasa bangun ruko dan hotel ukuran kecil di Malang yang berhasil. Mereka coba lihat peluang di sini,” kata Aloysius.
Para pemodal itu, jelas Aloysius, ingin menyulap satu tempat di SBD menjadi semacam kota baru yang terpusat di satu tempat. “Di situ semua lengkap. Ada hotel, pertokoan, ada mall, ada rumah sakitnya, ada tempat olahraganya. Semua ada di situ, sehingga orang tidak perlu jauh-jauh untuk cari sesuatu,” jelas Aloysius.
Lokasi untuk kota baru itu malah sudah dilirik sebelumnya. Lahan yang diminta untuk dibangun menjadi kota baru sekitar 7 sampai 10 hektar.
Bupati Kodi Mete menawarkan tanah pemkab di kawasan menuju Pantai Kita (Pantai Mananga Aba). “Kita siap bantu. Saat mulai kerja, kita langsung siap bantu,” tegas Kodi Mete.
Aloysius bertekad memajukan dunia pariwisata SBD. “Mimpi kita pariwisata maju di SBD. Tetapi yang utama untuk pariwisata itu adalah keamanan. Karena itu kita juga minta polisi dan aparat keamanan secara umum ikut membantu menjaga keamanan, sehingga para tamu tidak merasa terganggu,” kata Aloysius.
Aloysius juga mengutarakan sejumlah agenda ke depan yang akan dikerjakan. Dia ingin mendirikan sekolah bertaraf internasional. Sekolah dengan kualifikasi seperti ini sudah didirikan di beberapa tempat di Indonesia. Di SBD, dia juga ingin membangun sekolah ini.
Drs. Panudiana Kuhn, seorang pegiat pariwisata di Bali menambahkan, majunya sektor pariwisata juga perlu didukung oleh budaya masyarakat. Artinya, masyarakat juga perlu disiapkan sehingga bisa ikut mendukung pengembangan sektor pariwisata.
Dia mencontohkan di Bali, para wisatawan itu mau privasinya dihargai, tidak mau diganggu. “Nah, di sini masyarakat juga harus siap kalau ada turis yang tidur-tiduran di pasir dengan pakaian yang minim. Bali maju karena budaya masyarakat juga ikut mendukung,” katanya.
Editor : Bildad Lelan »» Penulis : TONY KLEDEN »» Sumber : POS KUPANG CETAK
Jaksa Terus Usut Kasus Pabrik Es di Lembata
Laporan Wartawan Pos-Kupang.Com, Edy Bau
Minggu, 14 Agustus 2011 | 22:21 WITA
POS-KUPANG.COM, LEWOLEBA -- Kepala Kejaksaan Negeri Lewoleba, I Wayan Sumadana, S.H, melalui Kepala Seksi Pidana Khusus (Kasi Pidsus), Janu Arsianto, SH, mengatakan, selama ini, pihaknya terus melakukan penyidikan terhadap kasus korupsi pembangunan pabrik es di Desa Waijarang, Kabupaten Lembata.
Kendalanya adalah, dalam hal mendatangkan saksi ahli untuk mengetahui apakah spesifikasi bangunan dan mesin untuk pabrik es sudah sesuai dengan yang ada dalam dokumen atau tidak.
"Nanti sekalian saya pulang ke Jakarta, mampir ke Undana Kupang untuk koordinasi," katanya.
Padahal sebelumnya, pada bulan juni 2011 lalu, Arsianto juga pernah mengatakan hal yang sama bahwa meminta meminta saksi ahli dari Universitas Nusa Cendana (Undana). Dikatakan, Arsianto, untuk kepentingan permintaan saksi ahli itu, pihaknya akan mengirimkan surat permohonan ke Undana Kupang.
Jaksa penyidik, lanjut Arsianto, tetap mengintensifkan penyidikan kasus pabrik es yang direkomendasikan panitia khusus (pansus) DPRD Kabupaten Lembata pada tahun 2008 silam. Namun sejauh ini, belum bisa diketahui siapa tersangka dalam kasus ini. Untuk kerugian negara, kata Arsianto, penyidik belum memastikannya namun untuk sementara bisa diketahui berdasarkan eskalasi harga barang dalam kontrak.
"Kalau dilihat dari ekskalasi nilai kontrak yang mengalami kelebihan sekitar 10 persen dari nilai kontrak. Anggarannya Rp 1,4 miliar namun dinaikkan menjadi Rp 1,8 miliar. Kerugian negara bisa dilihat dari hal ini," jelasnya.
Untuk diketahui, proyek pembangunan pabrik es pada Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Lembata ini, menggunakan APBD tahun 2005 senilai Rp 1.432.000.000. Berlokasi di Desa Waijarang, Kecamatan Nubatukan.
Meski ada panitia tendernya namun pemenang tender ini ditentukan dengan melakukan penunjukkan langsung (PL) padahal berdasarkan keputusan presiden (keppres) nomor 80 tahun 2003 harus dilakukan proses tender. Namun alasan yang dikemukakan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan saat itu, Drs. Desidarius Dosi adalah alasan emergensi karena limit waktu yang tidak cukup. Dana baru cair oktober 2005, sementara ada beberapa peserta tender yang tidak diakomodir. Berdasarkan hasil kerja pansus III DPRD Kabupaten Lembata, proyek ini menyalahi aturan dan telah menebar aroma korupsi.
Peserta yang ditunjuk langsung adalah PT. Tribuana, padahal ada peserta lain yang ikut dalam tender yakni, PT. Sarana Niko Teknik, CV. Flores Wainusa dan CV. Karya Cipta Semesta. Adapun hal-hal yang menjadi temuan pansus III DPRD Kabupaten Lembata: (1) Kesalahan prosedur oleh panitia tender dengan melakukan penunjukkan langsung (PL). Komposisi kepanitiaan : Stefanus Sinour (ketua), Flafianus Sangaia, S.Pi, Aloysius Pain Hera, Marsel Dorong, Marselinus Pepakero (masing-masing anggota). (2).
Mark up harga pengadaan peralatan dan mesin pabrik es. (3). Merubah kontrak kerja pengadaan barang dan jasa dari AMONIAK menjadi FREON sehingga menimbulkan kerugian negara Rp 130,9 juta. (4). Mesin pabrik es merupakan hasil modifikasi jerman dan cina. (5). Panitia PHO/FHO patut diduga penyebab akibat kelalaian, sengaja melaksanakan tugas dan wewenang. Total kerugian negara berdasarkan temuan pansus III DPRD Kabupaten Lembata senilai Rp 877.214.791.
Sedangkan para pihak yang patut diduga versi Hasil Pansus III DPRD Kabupaten Lembata adalah, Mantan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lembata, Drs. Desidarius Dosi, Pelaksana tugas (Plt) Kadis Kelautan dan Perikanan, Lukas Lipatama Witak, Panitia Pelelangan, Panitia PHO/FHO (Ir. Maria Goreti Meti, Theresia Mukin dan Ir. Petrus Bote) dan Kontraktor pelaksana, PT. Tribuana.
Kendalanya adalah, dalam hal mendatangkan saksi ahli untuk mengetahui apakah spesifikasi bangunan dan mesin untuk pabrik es sudah sesuai dengan yang ada dalam dokumen atau tidak.
"Nanti sekalian saya pulang ke Jakarta, mampir ke Undana Kupang untuk koordinasi," katanya.
Padahal sebelumnya, pada bulan juni 2011 lalu, Arsianto juga pernah mengatakan hal yang sama bahwa meminta meminta saksi ahli dari Universitas Nusa Cendana (Undana). Dikatakan, Arsianto, untuk kepentingan permintaan saksi ahli itu, pihaknya akan mengirimkan surat permohonan ke Undana Kupang.
Jaksa penyidik, lanjut Arsianto, tetap mengintensifkan penyidikan kasus pabrik es yang direkomendasikan panitia khusus (pansus) DPRD Kabupaten Lembata pada tahun 2008 silam. Namun sejauh ini, belum bisa diketahui siapa tersangka dalam kasus ini. Untuk kerugian negara, kata Arsianto, penyidik belum memastikannya namun untuk sementara bisa diketahui berdasarkan eskalasi harga barang dalam kontrak.
"Kalau dilihat dari ekskalasi nilai kontrak yang mengalami kelebihan sekitar 10 persen dari nilai kontrak. Anggarannya Rp 1,4 miliar namun dinaikkan menjadi Rp 1,8 miliar. Kerugian negara bisa dilihat dari hal ini," jelasnya.
Untuk diketahui, proyek pembangunan pabrik es pada Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Lembata ini, menggunakan APBD tahun 2005 senilai Rp 1.432.000.000. Berlokasi di Desa Waijarang, Kecamatan Nubatukan.
Meski ada panitia tendernya namun pemenang tender ini ditentukan dengan melakukan penunjukkan langsung (PL) padahal berdasarkan keputusan presiden (keppres) nomor 80 tahun 2003 harus dilakukan proses tender. Namun alasan yang dikemukakan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan saat itu, Drs. Desidarius Dosi adalah alasan emergensi karena limit waktu yang tidak cukup. Dana baru cair oktober 2005, sementara ada beberapa peserta tender yang tidak diakomodir. Berdasarkan hasil kerja pansus III DPRD Kabupaten Lembata, proyek ini menyalahi aturan dan telah menebar aroma korupsi.
Peserta yang ditunjuk langsung adalah PT. Tribuana, padahal ada peserta lain yang ikut dalam tender yakni, PT. Sarana Niko Teknik, CV. Flores Wainusa dan CV. Karya Cipta Semesta. Adapun hal-hal yang menjadi temuan pansus III DPRD Kabupaten Lembata: (1) Kesalahan prosedur oleh panitia tender dengan melakukan penunjukkan langsung (PL). Komposisi kepanitiaan : Stefanus Sinour (ketua), Flafianus Sangaia, S.Pi, Aloysius Pain Hera, Marsel Dorong, Marselinus Pepakero (masing-masing anggota). (2).
Mark up harga pengadaan peralatan dan mesin pabrik es. (3). Merubah kontrak kerja pengadaan barang dan jasa dari AMONIAK menjadi FREON sehingga menimbulkan kerugian negara Rp 130,9 juta. (4). Mesin pabrik es merupakan hasil modifikasi jerman dan cina. (5). Panitia PHO/FHO patut diduga penyebab akibat kelalaian, sengaja melaksanakan tugas dan wewenang. Total kerugian negara berdasarkan temuan pansus III DPRD Kabupaten Lembata senilai Rp 877.214.791.
Sedangkan para pihak yang patut diduga versi Hasil Pansus III DPRD Kabupaten Lembata adalah, Mantan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lembata, Drs. Desidarius Dosi, Pelaksana tugas (Plt) Kadis Kelautan dan Perikanan, Lukas Lipatama Witak, Panitia Pelelangan, Panitia PHO/FHO (Ir. Maria Goreti Meti, Theresia Mukin dan Ir. Petrus Bote) dan Kontraktor pelaksana, PT. Tribuana.
Editor : Sipri Seko »» Penulis : Edy Bau »» Sumber :
Langganan:
Postingan (Atom)