Minggu, 14 Agustus 2011

Rotary Club Sumbang Dua Mesin Desalinasi Air

Satu mesin seharga Rp 1,5 miliar
pos kupang/tony kleden
FOTO BARENG ? Bupati Sumba Barat Daya (SBD), dr. Kornelius Kodi Mete (empat dari kiri), didampingi Sekda SBD, Drs. Antonius Umbu Zaza (kelima dari kiri) foto bersama sebagian pengusaha dan anggota Rotary Club di Rumah Jabatan Bupati SBD, Rabu (10/8/2011) malam.
Sabtu, 13 Agustus 2011 | 18:46 WITA
POS-KUPANG.COM, TAMBOLAKA -- Rotary Club menyumbang dua unit mesin desalinasi (pengolah air asin dan payau menjadi air tawar) untuk Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD). Satu unit dipasang di kawasan Pantai Kita, dan satu lagi di dekat Pelabuhan Waikelo, Kecamatan Laura.

“Mestinya dua mesin ini untuk Kepulauan Natuna, Propinsi Riau. Tetapi karena NTT, juga SBD, termasuk daerah tertinggal, kita akhirnya alihkan ke sini,” kata Past District Governor (PDG) Rotary Club, Aloysius Purwa, MBA, Rabu (10/8/2011) malam, di Rumah Jabatan Bupati SBD.

Saat itu Purwa membawa sejumlah pengusaha perhotelan dan kontraktor dari Malang dan Bali bertemu Bupati SBD, dr. Kornelius Kodi Mete. Turut hadir malam itu, Sekda SBD, Drs. Anton Umbu Zaza, Kadis PU, I Nyoman Agus, MT, Kabag Humas, Drs. Lukas Gaddi.
Dua unit mesin desalinasi itu, jelas Aloysius, diberi gratis kepada Pemkab SBD. Satu unit harganya Rp 1,5 miliar. “Ini gratis untuk membantu masyarakat di sini,” kata Aloysius.

Bupati SBD, dr. Kornelius Kodi Mete, menyambut gembira hadiah itu. Dari pengamatan Pos Kupang, air bersih masih menjadi kebutuhan mahal untuk penduduk di Kota Tambolaka yang masuk dalam wilayah Kecamatan Laura. Umumnya warga membeli air dari mobil tangki dengan harga ratusan ribu rupiah.
Kota Baru
Kepada Bupati Kodi Mete, Aloysius juga mengemukakan niat dan minat sejumlah pengusaha di sektor pariwisata yang melirik SBD. Ada tujuh investor yang malam itu ikut menemui Bupati Kodi Mete. “Mereka ada tujuh orang dari Malang. Mereka ini sudah biasa bangun ruko dan hotel ukuran kecil di Malang yang berhasil. Mereka coba lihat peluang di sini,” kata Aloysius.

Para pemodal itu, jelas Aloysius, ingin menyulap satu tempat di SBD menjadi semacam kota baru yang terpusat di satu tempat. “Di situ semua lengkap. Ada hotel, pertokoan, ada mall, ada rumah sakitnya, ada tempat olahraganya. Semua ada di situ, sehingga orang tidak perlu jauh-jauh untuk cari sesuatu,” jelas Aloysius.

Lokasi untuk kota baru itu malah sudah dilirik sebelumnya. Lahan yang diminta untuk dibangun menjadi kota baru sekitar 7 sampai 10 hektar.
Bupati Kodi Mete menawarkan tanah pemkab di kawasan menuju Pantai Kita (Pantai Mananga Aba). “Kita siap bantu. Saat mulai kerja, kita langsung siap bantu,” tegas Kodi Mete.

Aloysius bertekad memajukan dunia pariwisata SBD. “Mimpi kita pariwisata maju di SBD. Tetapi yang utama untuk pariwisata itu adalah keamanan. Karena itu kita juga minta polisi dan aparat keamanan secara umum ikut membantu menjaga keamanan, sehingga para tamu tidak merasa terganggu,” kata Aloysius.

Aloysius juga mengutarakan sejumlah agenda ke depan yang akan dikerjakan. Dia ingin mendirikan sekolah bertaraf internasional. Sekolah dengan kualifikasi seperti ini sudah didirikan di beberapa tempat di Indonesia. Di SBD, dia juga ingin membangun sekolah ini.
Drs. Panudiana Kuhn, seorang pegiat pariwisata di Bali menambahkan, majunya sektor pariwisata juga perlu didukung oleh budaya masyarakat. Artinya, masyarakat juga perlu disiapkan sehingga bisa ikut mendukung pengembangan sektor pariwisata.

Dia mencontohkan di Bali, para wisatawan itu mau privasinya dihargai, tidak mau diganggu. “Nah, di sini masyarakat juga harus siap kalau ada turis yang tidur-tiduran di pasir dengan pakaian yang minim. Bali maju karena budaya masyarakat juga ikut mendukung,” katanya.
Editor : Bildad Lelan »» Penulis : TONY KLEDEN »» Sumber : POS KUPANG CETAK

Tidak ada komentar: