Rabu, 14 April 2010

Lima Pembunuh Langodai Masuk Sel

Di Rutan Larantuka, Flotim
Rabu, 14 April 2010 | 13:40 WIB
LARANTUKA, POS KUPANG.Com -- Lima orang pembunuh Yohakim Laka Loi Langodai di Lembata,  masuk sel di ruangan khusus masa penahanan lingkungan (Mapenaling) Rumah Tahanan Negara (Rutan) Larantuka, Kabupaten Flores Timur (Flotim).
Kelima tahanan itu, yakni Theresia Abon Manuk alias Erni Manuk, Bambang Trihantara, Muhammad Pitang, Matheus Bala Langobelen, dan Lembertus Bedi Langodai. Mereka ditahan di Mapenaling selama sepekan untuk penyesuaian di sel tahanan berukuran 3 x 4 meter persegi. Setelah itu, mereka dipindahkan ke sel tahanan untuk bergabung dengan tahanan lain di Rutan Larantuka.
Disaksikan Pos Kupang di Pelabuhan Larantuka, Selasa (13/4/2010), saat kelima tahanan turun dari kapal cepat setelah menempuh pelayaran satu jam  dari Lewoleba, Lembata ke Larantuka, Flotim sekitar pukul 9.30, langsung menuju ke mobil milik rutan yang sudah disiapkan di pelabuhan.
Kehadiran para tahanan itu sempat menyedot perhatian warga Larantuka yang berada di sekitar pelabuhan. Sekitar puluhan  warga Kota Larantuka menatap langsung para tahanan yang divonis belasan tahun penjarah karena membunuh Yohakim Langodai.
Walau demikian, ekspresi wajah kelima tahanan tersebut, biasa-biasa saja. Tangan mereka tidak diborgol dan mereka melakukan komunikasi dengan keluarga yang ada di pelabuhan tersebut.  Meski begitu, penjagaan aparat keamanan terhadap kelima tahanan tersebut cukup ketat.
Kasat Serse Polres Flotim, AKP  I Made Pasek Riawan, memimpin sejumlah perwira dan anggota Polres Flotim untuk menjaga keamanan di pelabuhan. Pengawalan mulai dari Pelabuhan  hingga  Rutan Larantuka.
Kepala Rutan Larantuka, Supriyanto, BcIP, S.Pd, yang ditemui diruang kerjanya, Selasa (13/4/2010) mengatakan, kelima tahanan dari Lembata itu untuk sementara ditempatkan di blok khusus Mapenaling. Di blok khusus itu mereka ditahan selama satu atau dua minggu hingga mereka bisa beradaptasi baru membaur dengan tahanan dan napi lain di Rutan Larantuka.
"Mereka sementara ditempatkan di blok khusus Mapenaling untuk pengenalan lingkungan. Jika mereka sudah bisa beradaptasi akan digabung dengan tahanan dan napi lain. Tidak ada ruangan atau blok istimewa di Rutan Larantuka. Semuanya sama. Erni Manuk kita tempatkan di sel perempuan, tapi sebelumnya harus di sel khusus untuk penyesuaian," kata Supriyanto.
Saat tiba di pelabuhan, kata Supriyanto, lima tahanan ini bersikap biasa-biasa saja. "Tadi saya sempat tanya, siapa adik kandung korban, langsung tahanan (Bedi Langoday) menjawab, saya. Dan, saya bilang, ko tega ya. Tahanan itu langsung diam," tutur Supriyanto.
Ditanya soal anak Erni Manuk yang dibawa ke rutan, Supriyanto mengatakan, anak itu ada tapi manajemen Rutan Larantuka tidak menerima tahanan atau napi yang membawa  anak ke dalam rutan.
"Tadi saya tanya, ini anak siapa. Lalu dijawab anak salah satu tahanan, Erni Manuk.  Mereka sempat minta anaknya dibawa, tapi saya larang. Rutan tidak menerima napi atau tahanan yang membawa anak kecil. Dan, kami tidak bertanggung jawab, karena itu anak Erni Manuk yang masih berumur sekitar dua tahun  dibawa pulang," kata Supriyanto.
Pantauan Pos Kupang di halaman depan kantor Rutan Larantuka, beberapa orang keluarga tahanan ingin menjenguk kelima tahanan itu, namun belum diizinkan oleh pihak rutan. Para pengunjung akhirnya menitipkan makanan untuk para tahanan. "Pa, saya mau titip pisang ini untuk Ibu Erni Manuk," kata salah satu pengunjung saat menyerahkan satu sisir pisang susu masak kepada petugas di Rutan Larantuka. (iva)

Tidak ada komentar: