Kamis, 08 Mei 2008

Koalisi NTT Bangkit Minta Proses Pilgub NTT 2008 Dihentikan

Kupang - Koalisi NTT Bangkit yang mengusung paket Benny K Harman-Alfred Kasse (Harkat) menjadi calon Gubernur-Wakil Gubernur NTT periode 2008-2013, Rabu, melakukan unjuk rasa di DPRD NTT dan meminta seluruh rangkaian penyelenggaraan Pilgub NTT periode 2008-2013 dihentikan.
Alasannya, KPUD NTT sebagai penyelenggara pilkada tidak konsisten dalam menerapkan aturan main dalam UU No.32/2004 maupun PP No.6 Tahun 2005 sehingga terkesan lebih berpihak pada paket calon tertentu dalam proses Pilgub dimaksud.
Kelompok pendukung paket Kombes Pol Alfons Loemau-Frans Salesman (Amsal) juga melakukan aksi yang sama ketika gagal menyampaikan aspirasi ke KPUD NTT, Rabu, karena Ketua KPUD NTT Robinson Ratu Kore bersama tiga orang anggotanya “menghilang” sejak dievakuasi aparat kepolisian dari Polda NTT pada Selasa (6/5) pagi.
John Ricardo alias Iwan, salah seorang tim dari paket “Amsal” mendesak KPUD NTT segera mengeluarkan payung hukum berupa pencabutan SK penetapan tiga paket calon Gubernur-Wakil Gubernur NTT periode 2008-2013 yang dikeluarkan Senin (5/5) karena sudah mengakui kesalahan ketika meloloskan paket Gaspar Parang Ehok-Yulius Bobo (Gaul) dari “lubang jarum” Pilgub NTT.
“KPUD NTT sampai akhirnya menunda jadwal serta tahapan Pilgub NTT mulai 6-14 Mei 2008 karena mengakui kesalahan ketika meloloskan paket ‘Gaul’. Atas dasar itu, perlu adanya payung hukum sebagai landasan pijak untuk melanjutkan proses Pilgub NTT,” kata Iwan.
Gabriel Suku Kotan, juru bicara paket “Amsal” dalam dialog terbuka dengan DPRD NTT yang dipimpin Ketuanya, Melkianus Adoe, juga meminta agar SK penetapan tiga paket calon Guberbur-Wakil Gubernur NTT periode 2008-2013 harus segera dicabut oleh KPUD NTT untuk melakukan proses ulang rangkaian penyelenggaraan Pilgub NTT 2008.
“Ini penting agar payung hukum yang dikeluarkan KPUD NTT nanti tidak hanya untuk mengesahkan tiga paket yang ada. Ini sangat berbahaya,” katanya menambahkan.
Ketua DPRD NTT, Melkianus Adoe mengatakan, pihaknya akan mengambil keputusan politik dalam kaitan dengan persoalan ini setelah mendengar langsung penjelasan dari KPUD NTT.
“Kami sudah mengagendakan pertemuan dengan KPUD NTT pada Rabu (7/5), namun KPUD tidak memenuhi undangan tersebut dengan alasan bahwa Ketua KPUD NTT, Robinson Ratu Kore sedang sakit,” katanya.
Ia menambahkan, pihaknya akan menyurati kembali KPUD NTT untuk bisa hadir memberi penjelasan kepada DPRD NTT, Kamis (8/5), guna menghindari risiko politik yang timbul serta gejolak sosial yang muncul akibat tindakan KPUD NTT yang dinilai banyak kalangan melanggar aturan main dalam UU No.32/2004 dan PP No.6 Tahun 2005.
Beberkan masalah
Massa pendukung paket “Harkat” yang disponsori Koalisi NTT Bangkit membeberkan sejumlah temuan substantif tentang kesengajaan KPUD NTT pimpinan Robinson Ratu Kore untuk menjegal paket Benny K Harman-Alfred Kasse untuk lolos dalam arena Pilgub NTT pada 2 Juni mendatang.
Disebutkan, partisipasi Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) yang ikut mengusung paket Gaspar Parang Ehok-Yulius Bobo (Gaul) tidak sah karena pada tahap pendaftaran calon, PKPI sebagai partai atau gabungan partai politik hingga batas akhir pendaftaran paket calon pada 14 April 2008, tidak ikut mendaftar pasangan calon manapun.
Paket “Hakrat” yang dinyatakan lolos pada verifikasi tahap pertama karena memenuhi syarat 15 persen, malah dianulir kembali oleh KPUD NTT pada verifikasi tahap kedua setelah Partai Pelopor menarik dukungan dari paket tersebut.
“Paket yang sudah ditetapkan dalam verifikasi tahap pertama tidak dengan seenaknya dianulir oleh KPUD NTT pada verifikasi tahap kedua, karena pada verifikasi tahap akhir ini tidak bisa diinteprestasi sebagai tahapan pendaftaran,” kata Petrus Salestianus, Ketua Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) yang membela paket “Harkat”.
TPDI sudah mendaftar gugatan di PTUN Kupang pada Selasa (6/5) atas keputusan KPUD NTT No.31/B/BA/KPU NTT/2008 tanggal 5 Mei 2008 yang menetapkan tiga paket calon Gubernur-Wakil Gubernur NTT periode 2008-2013 untuk bertarung dalam arena Pilgub NTT pada 2 Juni mendatang.
Disebutkan pula bahwa dukungan DPP PKB kepada paket “Harkat” yang tertuang dalam SK No.3077/DPP-02/IV/A.1/IV/2008 tanggal 7 April 2008 adalah sah dan telah diverifikasi secara faktual oleh KPUD NTT, namun tidak dimasukkan oleh KPUD NTT sebagai syarat kelengkapan berkas pasangan calon.
“Saya melihat ada upaya sistematis yang dilakukan oleh KPUD NTT untuk menggagalkan paket ‘Harkat’ maupun paket Alfons Loemau-Frans Salesman (Amsal). Karena itu, KPUD perlu segera mencabut keputusannya yang telah menetapkan tiga paket tersebut untuk dilakukan proses ulang,” tambah Gabriel Suku Kotan, juru bicara paket “Amsal”. (antara/ntt online)

Tidak ada komentar: