Kupang - Ketua KPUD Nusa Tenggara Timur (NTT), Robinson Ratu Kore bersama tiga orang anggotanya, masing-masing Hans Ch Louk, John Lalongkoe dan John Depa, Selasa pagi, dievakuasi oleh pihak kepolisian dari kantornya di Jl Polisi Militer Kupang karena adanya tekanan politik dari paket calon yang tidak lolos untuk bertarung dalam arena Pilgub NTT pada 2 Juni 2008.
Kabid Humas Polda NTT, Kompol Marthen Radja yang dihubungi Antara membenarkan langkah pengamanan yang dilakukan pihak Polda NTT terhadap anggota KPUD NTT, namun ia membantah jika langkah yang diambil pihak kepolisian itu disebut sebagai sebuah upaya evakuasi.
“Mereka (KPUD NTT) meminta bantuan keamanan dari pihak kepolisian agar bisa keluar dari gedung kantor tersebut, karena massa pendukung paket calon yang tidak lolos untuk bertarung dalam Pilgub NTT 2008 pada 2 Juni mendatang masih terus menduduki kantor tersebut,” ujarnya.
“Mereka minta diamankan agar bisa pulang istirahat guna menyelesaikan tugas-tugas yang belum terselesaikan. Itu saja permintaan mereka, bukan dievakuasi. Mereka menggunakan kendaraan kepolisian saat diambil dari kantor KPUD NTT di Jl Polisi Militer Kupang,” tambah Radja.
Massa pendukung paket Kombes Pol Alfons Loemau-Frans Salesman (Amsal) dan Benny K Harman-Alfred Kasse (Harkat) masih terus menduduki kantor KPUD NTT sejak, Senin (5/5) sore, beberapa saat setelah KPUD NTT mengumumkan paket calon Gubernur-Wakil Gubernur NTT periode 2008-2013 untuk bertarung dalam arena Pilgub NTT pada 2 Juni mendatang.
Kelompok massa pendukung paket “Amsal” meminta penjelasan KPUD NTT seputar dukungan politik Partai Pelopor yang secara jelas dan tegas ke paket tersebut dan telah menarik dukungan dari paket Gaspar Parang Ehok-Yulius Bobo (Gaul) tetapi dianggap sahih oleh KPUD NTT untuk meloloskan paket tersebut.
Ketua KPUD NTT Robinson Ratu Kore dan ketiga anggotanya tak mampu menjawab dan tidak bisa pula memberikan argumentasi yang logis sepanjang Senin malam hingga Selasa pagi, sehingga membuat massa pendukung paket “Amsal” tetap bertahan untuk meminta klarifikasi dari KPUD NTT.
Sementara itu, paket Benny K Harman-Alfred Kasse (Harkat) yang dinyatakan lolos memenuhi persyaratan 15 persen pada verifikasi tahap pertama malah digugurkan oleh KPUD NTT dengan alasan bahwa PKB menjatuhkan pilihan politiknya kepada paket “Gaul”.
Juru bicara paket “Amsal”, Gabriel Suku Kotan mengatakan, KPUD NTT sudah memahami penjelasan paket “Amsal”, namun belum memberikan sebuah keputusan resmi mengakomodir paket tersebut untuk maju dalam arena Pilgub NTT.
“Kami harapkan KPUD NTT dapat mencabut kembali keputusannya yang hanya menetapkan tiga paket calon gubernur-wakil gubernur yang lolos untuk maju dalam arena Pilgub NTT pada 2 Juni mendatang,” katanya.
Dalam pengumumannya kepada pers di Kupang, Senin (5/5), KPUD menetapkan tiga paket calon yang lolos dalam Pilgub NTT, yakni Ibrahim Agustinus Medah-Paulus Moa (Tulus) yang diusung Partai Golkar, Frans Lebu Raya-Esthon Foenay (Fren) yang diusung PDI Perjuangan serta Gaspar Parang Ehok-Yulius Bobo (Gaul) yang diusung Koalisi Abdi Flobamora yang terdiri dari PPDI, PKB, PKPI, Pelopor dan PNBK.
Di sisi lain, dukungan partai tersebut ke paket “Amsal”. (antara/ntt online)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar