Rabu, 29 Desember 2010

Petani Dilatih Memanfaatkan Sensus

Laporan Gins Haba
Kamis, 30 Desember 2010 | 09:09 WIB
LABUAN BAJO, Pos_kupang.Com -- Sejumlah petani asal tiga kecamatan di Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), Senin (27/12/2010), dilatih memanfaatkan tanaman Sensus (chromolaena odorata), sebagai pupuk organik.

Dengan pelatihan ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan kepada para petani untuk mengelola jenis tanaman sensus menjadi pupuk yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan pertanian.

Dalam pelatihan tersebut, petani maupun PPL dilatih melakukan pengolahan tanaman sensus menjadi pupuk oragnik, juga memanfaatkan kotoran sapi, pengelolaan dedak kasar dan dedak halus.

Pemateri asal Pusat Penelitian dan Pengembangan Sapi Timor Undana, Ir . Yok H.Manggol, M.Si, ditemui di sela pelatihan ini,  menjelaskan tanaman sensus dikenal sebagai tanaman pengganggu oleh masyarakat.

Namun tanaman sensus memiliki manfaat besar  karena mempunyai kadar protein kasar yang sangat tinggi sehingga bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan pupuk organik.
Selain itu, sensus pun bisa diolah menjadi pakan ternak dan pakan komplit (pellet).

Menurut Manggol, pemanfaatan sensus akan berdampak pada hasil produksi pertanian. Selain itu, bisa memberikan kontribusi terhadap peternakan. Hal ini bisa dilihat dari penelitian terhadap pupuk organik yang dibuat dari bahan sensus sebagai bahan dasar yang dapat digunakan sebagai pengganti pupuk kimia yang kian mahal dan langka.

"Dengan pendekatan tepat guna diharapkan pemanfaatan sensus  bisa dikelola secara baik oleh patani sehingga memberikan dampak besar  bagi produksi pertanian di wilayah ini," kata Manggol.

Ketua panitia kegiatan, Theodorus Ndacak, menambahkan, pelatihan ini diikuti PPL pendamping dan petani asal tiga kecamatan, yakni Kecamatan Komodo, Macang Pacar serta Kecamatan Welak. Hadir sebagai pemateri, Ir. I Gusti Jelantik, M.Sc, P.hD.

Ndacak berharap, pelatihan ini dapat memberikan manfaat besar bagi para petani sehingga bisa dipakai sebagai pedoman pengembangan pertanian terpadu di Manggarai Barat. (cc)

Tidak ada komentar: